Jakarta (webhostdiy.com) – Saat ini, teknologi Shortest Path Bridging (SPB) semakin banyak dilirik sebagai solusi utama untuk meningkatkan keandalan jaringan digital. Pasalnya, teknologi ini sanggup mempertahankan ketersediaan layanan dengan downtime yang hampir nol persen, sekaligus memangkas biaya operasional perusahaan secara signifikan.
Berdasarkan rilis pers yang terbit pada Rabu, Alcatel-Lucent Enterprise disebut sebagai salah satu penyedia teknologi SPB andal di dunia. Secara sederhana, SPB bekerja dengan menyederhanakan alur lalu lintas data dalam sebuah jaringan. Mekanisme cerdasnya memungkinkan data secara otomatis menemukan jalur tercepat, sehingga proses transfer informasi menjadi jauh lebih stabil, cepat, dan tidak mudah terpengaruh bahkan jika terjadi kerusakan pada satu titik jaringan.
Yang lebih mengagumkan, dalam praktiknya SPB mampu melakukan pemulihan jaringan secara otomatis dalam waktu kurang dari satu detik saat gangguan terjadi. Kemampuan ini tentu sangat krusial untuk mendukung layanan digital yang membutuhkan ketersediaan tinggi tanpa kompromi, seperti berbagai layanan cloud, Internet of Things (IoT), dan juga koneksi 5G yang super cepat.
Sebagai bukti nyata, PT Cendikia Global Solusi (CGS), sebuah penyedia infrastruktur fiber optik ternama di Indonesia, telah sukses menerapkan teknologi mutakhir ini. Perusahaan yang berdiri sejak 2009 ini kini mengoperasikan lebih dari 5.000 kilometer kabel fiber optik yang tersebar di 30 provinsi. Infrastruktur massive ini menopang beragam layanan penting, mulai dari backbone, last-mile, backhaul, hingga local loop untuk berbagai pelanggan di seluruh daerah.
Namun, sebelumnya CGS sempat menghadapi tantangan serius akibat kompleksitas jaringan lama yang dibangun dengan banyak teknologi dan protokol berbeda. Keterbatasan skalabilitas, risiko single point of failure (titik kegagalan tunggal), serta lonjakan lalu lintas data dari pesatnya pertumbuhan IoT, cloud computing, dan 5G akhirnya mendorong perusahaan untuk melakukan transformasi infrastrukturnya.
Untuk mengatasi semua tantangan itu, CGS akhirnya memilih solusi berbasis SPB dari Alcatel-Lucent Enterprise yang terintegrasi penuh dengan platform OmniSwitch 6900. Teknologi ini secara khusus dirancang untuk menghilangkan potensi downtime, menyederhanakan operasional, dan tentunya menjaga efisiensi biaya dalam jangka panjang.
Hasilnya sungguh luar biasa! Berkat adopsi teknologi ini, perusahaan berhasil mencatatkan penghematan biaya operasional hingga 15 persen sekaligus meningkatkan kualitas layanan secara dramatis. “Sekarang, layanan kami beroperasi dengan near-zero downtime, sehingga memberikan pengalaman yang jauh lebih lancar dan andal bagi semua pelanggan kami,” ungkap Chief Executive Officer CGS, Aripin, dengan penuh keyakinan.
Tidak hanya andal dan efisien, SPB juga mengutamakan aspek keamanan berlapis. Teknologi ini dilengkapi dengan segmentasi jaringan canggih dan pendekatan Zero Trust Network Access (ZTNA) yang dirancang khusus untuk mencegah akses ilegal dan segala bentuk ancaman siber yang mungkin terjadi. Hebatnya lagi, teknologi ini juga mendukung perluasan kapasitas hingga 100G tanpa memerlukan investasi perangkat keras tambahan, lho!
Menanggapi kesuksesan implementasi ini, Country Manager Alcatel-Lucent Enterprise Indonesia, Novse Hardiman, menyatakan bahwa penerapan SPB akan semakin relevan untuk menjawab tuntutan infrastruktur digital Indonesia ke depannya. “Dengan mengadopsi arsitektur berbasis SPB dari ALE, CGS telah berhasil menghilangkan single point of failure, meraih skalabilitas tinggi, dan membangun jaringan yang siap menghadapi segala perkembangan serta tuntutan infrastruktur digital Indonesia di masa depan,” pungkasnya dengan optimis.