Misteri ‘@’: Simbol Kecil yang Mengubah Dunia Digital!

Diposting pada

webhostdiy.com — Hei, sobat tech! Pernah nggak sih kamu mikir, kenapa sih simbol ‘@’ ini ada di mana-mana? Mulai dari alamat email kamu, handle medsos, sampe tag orang di chat. Kayaknya sepele, tapi simbol ini punya cerita panjang yang bikin kagum. Di webhostdiy.com, kita sering bahas soal domain, email, dan segala hal DIY di dunia web. Nah, kali ini, yuk kita kupas tuntas rahasia di balik ‘@’ yang udah jadi bagian hidup kita sehari-hari. Siapa sangka, simbol ini bukan cuma buat ngetag temen, tapi punya akar sejarah dari abad pertengahan sampe era internet modern. Penasaran? Lanjut baca, deh!

Bayangin aja, setiap hari kamu ketik “nama@domain.com” buat login email atau daftar akun baru di situs web. Tapi, tahu nggak kalau simbol ini disebut “at sign” dalam bahasa tipografi? Artinya sederhana: “at” atau “di”. Contohnya, “user@webhostdiy.com” dibaca “user at webhostdiy dot com”. Lucu ya, di negara lain penyebutannya beda-beda. Di Italia, disebut “chiocciola” alias siput, karena bentuknya mirip cangkang siput yang melingkar. Sementara di Belanda, mereka nyebut “apenstaartje” atau ekor monyet. Bayangin, simbol yang sama tapi interpretasinya macem-macem, tergantung budaya!

Nah, penggunaan ‘@’ nggak cuma di dunia digital loh. Di bidang akuntansi dan bisnis, simbol ini sering dipake buat nunjukin “rate” atau “penilaian”. Misalnya, “10 barang @ Rp100.000” artinya 10 barang dengan harga masing-masing Rp100.000. Di faktur komersial, ini bikin perhitungan lebih gampang. Terus, di era chatting dan medsos, ‘@’ jadi alat ampuh buat mention atau panggil orang. Kayak di Twitter (sekarang X), Instagram, atau bahkan di forum webhostdiy.com kita, kamu bisa tag “@username” buat kasih notif langsung. Ini bikin interaksi lebih hidup dan personal. Apalagi buat yang lagi bangun website DIY, handle dengan ‘@’ jadi identitas unik yang gampang diinget.

Tapi, gimana sih asal-usulnya? Kita mundur ke masa lalu yuk! Jejak pertama ‘@’ ditemuin di dokumen kuno dari abad ke-12. Tepatnya, di Manasses Chronicle, sebuah manuskrip Bulgaria tahun 1345. Di situ, simbol ini dipake sebagai pengganti kata “amin” dalam teks religius. Bayangin, dari doa sampe email! Lanjut ke Spanyol tahun 1448, ada catatan pengiriman gandum dari Kerajaan Kastilia ke Aragon yang pake ‘@’ buat satuan ukur. Ini nunjukin kalau simbol ini udah dipake buat urusan perdagangan sejak lama.

Pindah ke Italia, tahun 1536, seorang pedagang bernama Francesco Lapi nulis surat bisnis pake ‘@’ buat nunjukin “amphora”. Apa itu amphora? Itu guci tanah liat kuno yang isinya anggur, ukurannya sekitar 1/13 barel. Jadi, ‘@’ di sini berarti “per” atau “masing-masing”. Mirip kan sama penggunaan di akuntansi sekarang? Di Spanyol lagi, ‘@’ disebut “arroba”, yang asalnya dari bahasa Arab “ar-rub” artinya seperempat. Arroba ini satuan berat sekitar 25 pon, dipake buat dagang rempah atau barang lainnya. Ini bukti kalau simbol ini nyebar lewat jalur perdagangan Mediterania.

Menurut kamus Oxford, ‘@’ mungkin berasal dari cara sederhana para biarawan abad pertengahan ngegabung huruf ‘a’ dan ‘d’ dari kata Latin “ad”, yang artinya “ke”, “di”, atau “oleh”. Mereka lagi males nulis panjang, jadi bikin shortcut biar cepet. Ini mirip banget sama kita sekarang yang suka pake emoji atau singkatan biar chat lebih efisien. Ide ini masuk akal, karena di masa itu, nulis tangan butuh waktu lama, dan kertas mahal. Jadi, ‘@’ jadi solusi pintar buat hemat ruang dan tenaga.

Fast forward ke era modern, simbol ini baru bener-bener meledak pas masuk dunia komputer. Tahun 1971, seorang programmer jenius dari Amerika bernama Ray Tomlinson lagi bikin sistem email pertama. Dia butuh cara buat pisahin nama user sama domain server. Akhirnya, dia pilih ‘@’ karena simbol ini jarang dipake dan nggak bikin bingung. Hasilnya? Email pertama dikirim: “QWERTYUIOP” dari satu komputer ke komputer lain. Dari situ, ‘@’ jadi standar global buat alamat email. Bayangin kalau Tomlinson pilih simbol lain, mungkin email kita sekarang jadi “nama#domain.com” atau apa gitu. Untunglah dia pilih yang ini!

Di dunia web hosting DIY seperti yang kita bahas di webhostdiy.com, ‘@’ punya peran krusial. Saat kamu setup domain sendiri, alamat email custom kayak “support@domainkamu.com” bikin bisnis keliatan lebih pro. Plus, di platform seperti WordPress atau cPanel, handle ‘@’ dipake buat integrasi medsos. Tapi, ada sisi gelapnya juga. Simbol ini sering disalahgunakan buat spam atau phishing. Makanya, tips dari kita: selalu verifikasi email sebelum klik link aneh!

Ngomongin evolusi, sekarang ‘@’ udah melebar ke mana-mana. Di gaming, ‘@’ dipake buat tag player. Di coding, sering muncul di decorator Python. Bahkan di emoji baru iOS, ada variasi tangan yang mirip ‘@’. Ini nunjukin simbol sederhana bisa adaptasi ke zaman. Di masa depan, mungkin ‘@’ bakal dipake di metaverse atau AI chat untuk panggil avatar virtual. Siapa tahu?

kunjungi laman berita eksklusif di Indonesiaartnews.or.id

Jadi, sobat, simbol ‘@’ bukan cuma tanda kecil di keyboard. Dia punya sejarah ribuan tahun, dari doa kuno sampe email modern. Di webhostdiy.com, kita suka cerita kayak gini biar kamu lebih appreciate tech sehari-hari. Kalau kamu punya pengalaman unik soal ‘@’, share di komentar yuk! Atau mau tutorial setup email custom? Cek artikel lain kita. Tetap DIY, tetap kreatif!