webhostdiy.com — Bayangkan lo lagi nyelam di dasar laut biru yang dalam, dikelilingi ikan-ikan warna-warni dan terumbu karang yang megah. Tiba-tiba, lo butuh kasih tahu temen dive buddy lo bahwa ada arus kuat di depan, atau sekadar bilang “Woi, liat tuh hiu kecil lucu!” Tanpa harus naik ke permukaan, nunggu sinyal HP, atau main kode tangan ala film James Bond. Kedengeran kayak mimpi sci-fi? Nah, Huawei baru aja bikin mimpi itu jadi kenyataan dengan Watch Ultimate 2, smartwatch yang tahan selam sampe 150 meter dan punya fitur chat berbasis sonar di bawah air. Gila, kan? Ini bukan cuma gadget biasa, tapi senjata rahasia buat para petualang laut yang doyan tantangan ekstrem.
Sebagai pecinta tech yang suka ngulik gadget DIY di Webhostdiy.com, gue langsung kepincut sama berita ini. Huawei Watch Ultimate 2 resmi diumumin kemarin, dan langsung jadi sorotan karena jadi smartwatch pertama di dunia yang punya komunikasi sonar underwater. Bukan cuma tahan air ala jam tangan biasa, tapi bener-bener dirancang buat diving profesional. Lo bisa kirim pesan preset atau emoticon ke sesama pengguna Watch Ultimate 2 dalam radius 30 meter di bawah air. Bayangin, lo lagi eksplor gua bawah laut, dan tiba-tiba lo tekan tombol, kirim “OK” atau “Danger Ahead” via gelombang suara. Nggak ada lagi salah paham yang bikin panik! Plus, ada fitur SOS darurat yang nyebarin sinyal bahaya sampe 60 meter, ngirim alert tiap 25 detik sampe lo aman. Ini beneran game-changer buat diver, apalagi yang suka solo dive atau tim kecil.
Desainnya? Wah, Huawei nggak main-main soal estetika dan ketangguhan. Case-nya dari zirconium-based liquid metal yang super ringan tapi kuat banget, kayak campuran baja dan keramik nanokristal. Ada varian Compass Black yang sleek ala kompas petualang, dan Ocean Blue yang bikin lo keliatan kayak kapten kapal selam. Layar AMOLED LTPO 1.5 inci dengan resolusi 466×466 piksel, brightness puncak 3.500 nits—guei, lo bisa liat jelas meski di bawah sinar matahari terik atau kedalaman laut gelap. Bezelnya lebih tipis 18% dari generasi sebelumnya, jadi tampilannya lebih modern dan nggak bulky. Ukurannya 46mm, cocok buat pergelangan tangan 140-210mm, dan bobotnya ringan berkat material premium itu. Gue bayangin, pas lo pake ini sambil hiking atau cycling, rasanya kayak lo lagi pakai armor futuristik, bukan jam tangan.
Yang bikin gue tambah excited, fitur diving-nya udah disertifikasi EN13319 dan ISO 22810:2010, artinya lo bisa nyelam sampe 150 meter tanpa khawatir bocor atau rusak. Ini upgrade gede dari Watch Ultimate pertama yang cuma 100 meter. Ada mode diving khusus yang log data selam lo secara real-time, termasuk kedalaman, suhu air, dan durasi. Buat yang hobi golf atau outdoor lain, ada Golf Course Mode dengan peta kontur zoomable, plus navigasi dual-band GPS yang akurat banget—error-nya kurang dari 5 meter pas hiking di gunung curam. Di review awal, tester bilang positioning-nya stabil bahkan di area sinyal lemah, berkat Sunflower system yang dukung lima satelit (GPS, Glonass, Galileo, QZSS, BeiDou). Cocok banget buat lo yang suka petualangan DIY, kayak bikin rute hiking sendiri via app Huawei Health.
Nggak cuma soal air, health monitoring-nya juga top markotop. Pakai TruSense system dan sensor X-TAP yang revolusioner—lo cukup tap dua kali di dada, dan dalam satu menit lo dapet 11 metrik kesehatan lengkap: heart rate, ECG, HRV, SpO2, sampe stres level. Gue suka banget fitur ini karena cepet dan akurat, nggak kayak sensor lama yang ribet. Bisa deteksi aritmia jantung via ECG, yang berguna buat atlet atau siapa aja yang aktif. HarmonyOS 5.1-nya smooth, dukung eSIM buat panggilan mandiri, NFC buat bayar, dan Wi-Fi 6 dual-band. Musik? Lo bisa simpen lagu-lagu favorit dan mainin via Bluetooth 5.2. Sensornya lengkap: accelerometer, giroskop, barometer, sampe depth sensor khusus diving.
Battery life? Jangan khawatir kehabisan daya pas lagi asyik jelajah. Di mode standar, tahan 4.5 hari kalau dipasangin Android (3 hari kalau AOD nyala), atau 3.5 hari buat iPhone. Kalau lo aktifin saver mode, bisa sampe 11 hari. Buat diving atau golf mode, 12-24 jam; expedition mode bahkan over 30 jam. Ini berarti lo nggak perlu bawa charger ekstra pas camping atau dive trip panjang. Kompatibel Android 9+ atau iOS 13+, jadi fleksibel buat siapa aja.
Tapi, seperti gadget premium lainnya, ada harga yang harus dibayar—secara harfiah. Watch Ultimate 2 dibanderol €899 (sekitar Rp 15 juta) buat varian Black, dan €999 (Rp 16,5 juta) buat Blue. Di Inggris £799/£899, dan ada early bird discount €100/£100 sampe 7 Oktober. Belum ada info resmi buat pasar Indonesia, tapi biasanya Huawei cepet ngikutin. Kalau lo budget-conscious, ini investasi bagus buat yang serius diving atau outdoor, tapi kalau cuma buat joging pagi, mungkin GT 6 series lebih pas dengan harga lebih ramah.
Di review Gizmochina, tester kasih pujian buat akurasi tracking-nya pas hiking di MacLehose Trail atau Mount Wutong—jarak dan elevasi hampir spot on. Sonar-nya disebut unggul karena standalone, nggak butuh aksesoris tambahan kayak kompetitor Garmin. Tapi, ada catatan kecil: software-nya masih perlu polesan, kayak susah overlay rute multiple di peta atau sinkron langsung ke app seperti Strava (harus lewat third-party). Meski gitu, overall verdict-nya positif: ini “safeguard and courage enhancer” yang bikin lo lebih berani eksplor. Gue setuju—bayangin lo lagi di bawah laut, kirim SOS via sonar, dan tim lo langsung tanggap. Itu bukan cuma tech, tapi nyawa penyelamat.
kunjungi laman berita terkini di Exposenews.id
Buat komunitas Webhostdiy.com yang suka bangun setup tech sendiri, Watch Ultimate 2 ini inspirasi banget. Lo bisa integrasikan data health-nya ke server pribadi via API Huawei (kalau lo hobi coding), atau custom watch face buat tampilan lebih DIY. Huawei lagi nunjukin bahwa smartwatch nggak cuma buat notif WA, tapi alat bantu petualangan nyata. Kalau lo penyelam, hiker, atau sekadar dreamer laut, ini watch yang harus lo pertimbangin. Siap nyebur lebih dalam? Huawei Watch Ultimate 2 bilang: Dare to explore! Siapa tau, besok lo yang cerita pengalaman chat bawah air di forum kita.