webhostdiy.com – Bayangin, kota yang dulunya dikenal sebagai pusat manufaktur berat kini berubah jadi panggung megah buat teknologi masa depan. Yup, Chongqing, kota di China barat daya, lagi jadi sorotan dunia karena gebrakan mereka di bidang kecerdasan buatan (AI). Bukan cuma soal teknologi canggih, tapi juga bagaimana AI ini bikin industri tradisional jadi super modern dan menarik investor global. Penasaran? Yuk, kita kulik apa yang bikin Chongqing jadi pusat perhatian!
AI Plus: Jurus Jitu China Gaet Investor
China lagi gencar-gencarnya promosi inisiatif AI Plus, sebuah strategi yang nggak cuma bikin teknologi AI makin meresap ke berbagai sektor, tapi juga jadi magnet buat investor dari penjuru dunia. Di Chongqing, inisiatif ini bukan cuma omong kosong. Kota ini udah bertransformasi jadi “showroom” teknologi AI yang bikin orang-orang takjub. Dari mobil listrik sampe otomatisasi produksi, semua dipadukan dengan AI untuk ciptain efisiensi dan inovasi yang bikin dunia bisnis ngiler.
Salah satu contoh paling keren adalah Seres Group, raksasa pembuat kendaraan energi baru (NEV) dengan kapitalisasi pasar nyaris 38 miliar dolar AS. Mereka baru aja jalin kerja sama dengan ByteDance (yup, perusahaan di balik TikTok!) untuk bikin ekosistem AI yang mutakhir. Kolaborasi ini nggak main-main, lho. Mulai dari desain produk sampe operasional dari hulu ke hilir, semuanya bakal didukung AI. Bayangin, mobil-mobil masa depan yang pinter banget, dirancang bareng raksasa teknologi. Keren, kan?
Chongqing: Panggung Inovasi AI Dunia
Bukan cuma Seres Group yang bikin heboh. Di akhir September lalu, Chongqing jadi tuan rumah Pertemuan Dewan Penasihat Ekonomi Internasional Wali Kota ke-19. Acara ini ngumpulin bos-bos dari 21 perusahaan multinasional dari 11 negara. Mereka sepakat: kalau mau main di ranah AI, China adalah tempatnya! Kenapa? Pasar China yang super luas, kecepatan iterasi teknologi yang nggak ada duanya, ekosistem industri yang lengkap, dan lingkungan inovasi yang makin matang bikin investor nggak bisa nahan diri untuk ikut terjun.
“China sekarang diakui sebagai pusat riset dan pengembangan AI global,” kata para investor di acara itu. Nggak cuma soal duit, tapi juga soal peluang buat bikin terobosan baru. Michael Mertin, CEO AT&S AG dari Austria, bilang kalau integrasi AI dengan manufaktur bakal bikin permintaan terus meledak dan membuka peluang kolaborasi baru di China. Dia yakin, ini adalah masa depan industri.
Inovasi Nyata di Lapangan
Coba dengar cerita dari Adient, perusahaan raksasa di bidang jok otomotif. Mereka punya pusat teknologi global di Chongqing, dan hasilnya? Teknologi AI yang mereka kembangkan bikin proses produksi jok mobil jadi lebih otomatis, ngurangin kebutuhan tenaga manual sampe 20-30%! Inovasi ini nggak cuma dipake di China, tapi juga di seluruh dunia. “Kecepatan penerapan teknologi di China itu nggak ada lawan,” kata Jerome Dorlack, presiden sekaligus CEO Adient.
Nggak ketinggalan, STMicroelectronics juga ikut nimbrung. Mereka bareng San’an Optoelectronics baru aja mulai operasional pabrik wafer karbida silikon di Chongqing, dengan investasi 23 miliar yuan. Pabrik ini bakal nyuplai cip super canggih buat mobil listrik dan industri fotovoltaik. Menurut Bertrand Stoltz, wakil presiden eksekutif STMicroelectronics, keunggulan biaya China di bidang inovasi AI bikin mereka bisa bikin aplikasi pintar dalam skala besar tanpa bikin dompet jebol.
AI Sumber Terbuka: Dorong Kolaborasi Global
China juga nggak pelit soal teknologi AI. Mereka mulai luncurin model AI sumber terbuka kayak DeepSeek, yang bikin pengembangan AI jadi lebih terbuka dan kolaboratif di seluruh dunia. “Nggak ada satu perusahaan pun yang pegang kunci utama AI. Yang dibutuhkan adalah ekosistem yang kuat,” kata Dorlack. Nah, China lagi bangun ekosistem itu, dan Chongqing jadi salah satu pusatnya.
Xia Quan, wakil presiden global Qualcomm, juga nggak mau ketinggalan. Dia bilang Qualcomm siap manfaatin keahlian mereka di AI buat bantu Chongqing bangun sistem produktif baru yang berfokus pada AI. Bayangin, semua ini bakal bikin industri di China makin cerdas dan efisien.
Kenapa Harus di China?
Para bos multinasional di pertemuan Chongqing sepakat: China punya semua yang dibutuhkan buat jadi pemimpin inovasi AI. Pasar yang gede, kecepatan adopsi teknologi yang super cepat, plus rantai pasok yang udah terintegrasi dengan baik bikin China jadi tempat idaman buat kembangkan AI. AT&S AG bahkan berencana ningkatin investasi mereka di China, fokus ke penelitian produk AI dan optimasi rantai pasok lokal.
“China adalah pemimpin inovasi global sekarang. Kolaborasi dengan perusahaan China itu kunci buat sukses di bidang teknologi dan pasar,” kata Mertin. Pesannya jelas: kalau mau main di liga AI, gabung sama China!
kunjungi laman berita terbaru di Exposenews.id
Gebrakan AI di Chongqing ini nggak cuma soal teknologi, tapi juga soal peluang. Buat kamu yang suka ngulik teknologi atau lagi nyari inspirasi buat bisnis, cerita dari Chongqing ini bisa jadi motivasi. Dunia lagi berubah cepat, dan AI adalah pemicunya. Dengan China memimpin di depan, kita bisa lihat masa depan industri yang lebih cerdas, efisien, dan kolaboratif.
Jadi, apa pendapatmu? Siap ikut terjun ke dunia AI bareng Chongqing? Atau punya ide lain buat manfaatin teknologi ini? Yuk, share di kolom komentar!
