TikTok Dibanjiri Video AI Rasis, Veo 3 Tersangkanya?

Diposting pada

Webhostdiy.com – Platform TikTok kini jadi sorotan setelah dibombardir video AI bermuatan rasis dan ujaran kebencian. Yang mengejutkan, teknologi di balik video kontroversial ini diduga kuat berasal dari Google Veo 3, model AI generatif terbaru yang dirilis Mei 2025. Media Matters for America, lembaga pengawas media AS, langsung angkat bicara setelah menemukan fakta mencengangkan.

Beberapa video bermasalah itu sukses meraup puluhan juta views sebelum akhirnya diturunkan. Meski sumber pastinya masih misterius, ciri teknisnya mengarah ke satu kesimpulan: Google Veo 3. Kenapa? Hampir semua klip durasinya persis 8 detik—batas maksimal yang bisa dibuat Veo 3 saat ini. Tidak hanya itu, beberapa video bahkan menampilkan watermark “Veo” atau tagar #Veo3 di deskripsi atau username.

“Bukti seperti durasi, watermark, dan tagar menguatkan dugaan bahwa Veo 3 jadi alat produksi konten rasis ini,” tegas Media Matters dalam laporannya.

Konten Menyerang Minoritas dengan Stereotip Kasar
Video-video tersebut memuat stereotip keji terhadap komunitas kulit hitam, seperti menggambarkan mereka sebagai kriminal atau orangtua tak bertanggung jawab. Bahkan ada yang menyamakan mereka dengan hewan! Tak cuma itu, Media Matters juga menemukan konten antisemit (kebencian terhadap Yahudi), hinaan ke imigran, hingga referensi kelam sejarah seperti Holocaust dan kekerasan Ku Klux Klan.

baca juga: Trik Dapatkan Google Veo 3 Gratis Buat Bikin Video AI! Ini Caranya

Alih-alih mengkritik, komentar-komentar di bawahnya justru membeo atau mendukung narasi rasis. Inilah yang membuat video-video itu cepat viral—algoritma TikTok memang mendorong konten dengan engagement tinggi, entah like, komentar, atau share.

TikTok Klaim Proaktif Blokir Akun, Tapi Pertanyaan Besar Tetap Menganga
 “Kami tegas melawan ujaran kebencian. Akun-akun ini sudah kami tindak sebelum laporan muncul,” tegas Ariane de Selliers, juru bicara TikTok, kepada The Verge.

Meski punya aturan ketat soal diskriminasi, munculnya video AI rasis ini bikin publik mempertanyakan efektivitas moderasi konten otomatis. Apalagi konten dibuat massal oleh akun anonim atau bot.

Google Diam, Padahal Veo 3 Melanggar Aturan Sendiri
Tapi nyatanya, video-video tadi lolos. Kemungkinan, AI gagal menangkap makna simbolik atau sarkasme dalam perintah. Contohnya, penggunaan monyet atau simbol semangka/ayam goreng untuk menghina kulit hitam—kode rasis yang umum di AS.

Hingga kini, Google belum memberi pernyataan resmi. Namun, masalahnya tak cuma di TikTok. Video serupa mulai bermunculan di YouTube dan Instagram, bukti bahwa penyalahgunaan AI generatif adalah tantangan seluruh industri.

Media Matters sudah mengompilasi bukti dalam video 2 menit 22 detik. Peringatan keras: kontennya mengandung rasisme dan antisemit ekstrem. Watch at your own risk!

Apa yang Bisa Kita Pelajari?

  1. AI Generatif
  2. Moderasi Konten Harus Lebih Canggih – Platform perlu sistem deteksi lebih gesit, apalagi untuk konten AI.
  3. Peran Pengguna Juga Krusial – Laporkan konten rasis, jangan beri engagement!

Bagaimana pendapatmu? Share di komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *