Kemkomdigi Gencar Cegah Disinformasi AI dengan Pedoman Etika Keren!

Diposting pada

Jakarta (webhostdiy.com) – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) aktif menyiapkan langkah jitu untuk menangkal risiko kecerdasan buatan (AI), termasuk ancaman disinformasi. Solusinya? Mereka merancang Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial (KA) yang bakal jadi senjata ampuh!

Direktur Kecerdasan Artifisial dan Ekosistem Teknologi Baru Kemkomdigi, Aju Widya Sari, menegaskan bahwa pedoman ini akan menjadi panduan utama bagi para pengembang AI. “Kami mendorong setiap sektor untuk menciptakan pedoman etika mereka sendiri berdasarkan ini,” ujar Aju kepada ANTARA, Jumat. Dengan begitu, pengembang bisa menerapkan langkah pengamanan (safeguards) untuk meminimalkan risiko. Pedoman ini, lanjutnya, dirancang untuk menjaga AI tetap pada jalur yang aman dan bertanggung jawab.

Sementara itu, Kemkomdigi tengah bekerja keras menyelesaikan aturan ini. Mereka sudah mengajukan izin prakarsa Peraturan Presiden (Perpres) untuk Pedoman Etika KA tepat setelah konsultasi publik rampung pada 29 Agustus 2025. Proses ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjadikan AI sebagai alat yang bermanfaat, bukan ancaman.

Draf Pedoman Etika KA yang dibahas dalam konsultasi publik secara tegas menyebut disinformasi sebagai salah satu risiko utama AI. Teknologi ini, meski canggih, bisa disalahgunakan untuk menciptakan konten palsu seperti deepfake. Bayangkan, video atau suara palsu yang terlihat nyata! Hal ini membuka peluang manipulasi informasi yang bisa mengguncang integritas proses demokrasi. Oleh karena itu, Kemkomdigi bergerak cepat untuk memitigasi ancaman ini sebelum menjadi masalah besar.

Aju menambahkan, pencegahan disinformasi jadi salah satu fokus utama Kemkomdigi. Bahkan, mereka mengusulkan program Quick Wins dengan disinformasi sebagai studi kasus. “Kami menjadikan pencegahan disinformasi sebagai program prioritas, dan Komdigi siap memimpin inisiatif ini,” tegasnya. Program ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah menangani ancaman digital yang kian kompleks.

Tak hanya disinformasi, pemerintah juga memerangi fitnah dan ujaran kebencian, yang dikenal dengan istilah DFK (Disinformasi, Fitnah, Kebencian). Ancaman ini terus mengintai di ruang digital, dan Kemkomdigi tak tinggal diam. Berdasarkan data resmi dari situs Kemkomdigi, hingga akhir Agustus 2025, mereka telah menangani 1.404.387 konten negatif selama delapan bulan terakhir. Angka ini mencakup berbagai bentuk disinformasi yang mengancam keharmonisan masyarakat.

Dengan Pedoman Etika KA, Kemkomdigi berharap bisa menciptakan ekosistem AI yang lebih aman dan terpercaya. Pedoman ini tak hanya mengatur pengembang, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menggunakan AI secara bijak. “Kami ingin AI jadi alat untuk kemajuan, bukan malah bikin gaduh,” tambah Aju dengan semangat.

kunjungi juga laman berita terbaru di Exposenews.id

Langkah ini membuktikan bahwa Indonesia tak mau ketinggalan dalam mengelola perkembangan teknologi. Dengan pedoman yang jelas, pemerintah berupaya menjaga keseimbangan antara inovasi dan tanggung jawab. Jadi, sambil menikmati kecanggihan AI, kita juga bisa tidur nyenyak tanpa khawatir disinformasi merajalela. Yuk, dukung upaya ini agar dunia digital kita semakin aman dan asyik!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *