IGRS: Bikin Developer dan Gamer Waspada di 2026?

Diposting pada

WEBHOSTDIY.COM — Hei, para gamer dan tech enthusiast di WEBHOSTDIY.COM! Bayangin aja, lagi asyik main game online, eh tiba-tiba ada aturan baru yang bisa bikin kamu mikir dua kali sebelum download. Yup, Indonesia lagi naik level soal regulasi game. Baru-baru ini, pemerintah meluncurkan sistem klasifikasi game yang disebut Indonesia Game Rating System (IGRS). Ini bukan cuma aturan biasa, tapi langkah besar buat ngejaga anak muda dari konten yang nggak sesuai umur. Tapi, apa bener ini bakal efektif? Kita bahas yuk, dari sudut pandang pakar yang bilang butuh ‘pengawasan ketat’ biar nggak cuma jadi pajangan.

Jadi, ceritanya dimulai dari acara di Bali pada 11 Oktober kemarin. Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) resmi perkenalkan IGRS ini. Intinya, setiap game yang rilis di Indonesia harus punya label usia, mirip rating film gitu. Kelompok usianya dibagi jadi 3+, 7+, 13+, 15+, dan 18+. Pengembang game wajib cantumin ini di deskripsi mereka, supaya pemain bisa pilih game yang cocok dengan umur. Misalnya, game action penuh kekerasan bakal dapat 18+, sementara game edukasi buat balita bisa 3+. Tujuannya? Biar orang tua atau gamer muda nggak sembarangan main, dan industri game lebih aman buat semua.

Nah, Firman Kurniawan, pakar budaya dan komunikasi digital dari Universitas Indonesia, ngasih thumbs up buat aturan ini. Dia bilang, “Ini sudah tepat banget!” Tapi, dia juga nggak mau naïf. Menurutnya, aturan doang nggak cukup kalau nggak ada pengawasan teknis yang bener-bener tegas. “Bayangin, kalau cuma ada tulisan ‘batas usia’ di app store, tapi nggak ada yang ngecek, ya sama aja bohong,” katanya saat diwawancara. Firman ngusulin, platform seperti Steam, Google Play Store, atau Apple App Store harus dipaksa patuh. Nggak cuma pengembang lokal, tapi yang global juga. Kalau nggak, bisa-bisa aturan ini cuma angin lalu.

Kenapa pengawasan teknis penting? Karena di era digital sekarang, game bisa diakses dari mana aja. Anak kecil bisa download game dewasa lewat ponsel ortu, atau bahkan bypass umur dengan akun palsu. Firman saranin pemerintah bikin kerjasama antar platform, biar ada sistem integrasi yang ngejaga komitmen ini. Misalnya, verifikasi umur otomatis atau blokir akses kalau nggak sesuai. Ini mirip banget sama konsep web hosting yang aman – kamu nggak mau situsmu dihack atau diakses sembarangan, kan? Sama halnya, ruang digital harus dijaga supaya tetap ramah, terutama buat generasi muda yang lagi asyik-asyiknya eksplor game.

Bukan cuma pengawasan, Firman juga tekankan soal penindakan. Kalau ada pengembang atau distributor yang bandel, harus ada sanksi tegas. Dia kasih contoh dari Australia, negara maju yang udah lebih dulu terapin aturan serupa buat media sosial. Di sana, kalau platform kayak Instagram atau TikTok nggak patuh batas usia, dendanya bisa sampe 50 juta dolar AS – itu sekitar Rp828,5 miliar! Gila, kan? Bayangin kalau Indonesia ikutin model ini. Developer bakal mikir seribu kali sebelum rilis game tanpa label usia. “Kalau penegakan hukumnya setegas itu, platform pasti serius,” tambah Firman. Kalau cuma aturan di kertas tanpa eksekusi, ya percuma aja.

IGRS ini rencananya mulai berlaku penuh tahun 2026 untuk semua game yang dipublikasi di Indonesia. Jadi, buat kamu yang developer indie atau punya situs web terkait gaming di WEBHOSTDIY.COM, ini saatnya persiapan. Pastiin hostingmu aman dan siap integrasi dengan regulasi baru. Bagi gamer, ini berarti pilihan game lebih bijak – nggak ada lagi kejutan konten dewasa di game yang keliatan imut. Tapi, ada sisi lain: apakah ini bakal bikin industri game lokal lebih kompetitif? Atau malah bikin ribet buat developer kecil?

kunjungi laman berita terkini di Exposenews.id

Ngomongin lebih dalam, ini nggak cuma soal game aja. Firman sebutin kalau aturan digital seperti ini udah jadi tren global. Di Australia, misalnya, mereka nggak main-main soal pembatasan usia di medsos. Hasilnya? Platform besar kayak Meta atau Google harus adaptasi cepat, atau kena denda gede. Di Indonesia, kita bisa ambil pelajaran dari situ. Kemenkomdigi udah mulai gerak, seperti penilaian kepatuhan Roblox baru-baru ini. Plus, ada peringatan dari BNPT soal radikalisasi yang bisa nyusup lewat game online. Serem, ya? Jadi, IGRS ini bisa jadi benteng awal buat lindungin pengguna dari konten berbahaya.

Buat kamu yang penasaran, baca juga berita terkait seperti pengumuman resmi IGRS atau kewajiban label usia mulai Januari 2026. Ini semua bagian dari upaya pemerintah bikin ruang digital lebih sehat. Di WEBHOSTDIY.COM, kita selalu dukung inovasi tech yang aman dan DIY-friendly. Kalau kamu host situs gaming, pastiin comply dengan regulasi ini biar nggak kena masalah nanti.

Akhir kata, IGRS ini potensial banget buat bikin ekosistem game Indonesia lebih matang. Tapi, seperti kata Firman, kuncinya di pengawasan dan sanksi. Kalau dilakuin setengah hati, ya cuma jadi headline doang. Kamu gimana nih, setuju nggak sama aturan ini? Share pendapatmu di komentar bawah ya! Tetap stay tuned di WEBHOSTDIY.COM buat update tech dan gaming terkini. kunjungi laman berita terkini di Exposenews.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *