Jakarta, Webhostdiy – Ancaman siber di Indonesia terus melonjak dengan ganas! Mulai dari serangan ransomware yang meminta tebusan, jebakan phising yang makin licin, serangan DDoS yang melumpuhkan, hingga kebocoran data yang terus menjadi sorotan, jelas memperlihatkan bahwa keamanan digital bukan lagi pilihan, melainkan sebuah kebutuhan krusial di era sekarang.
Selanjutnya, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pun angkat bicara dan menegaskan bahwa sudah waktunya untuk mengubah cara pandang kita terhadap keamanan siber. Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian BSSN, Slamet Aji Pamungkas, dengan tegas menyatakan bahwa keamanan siber harus kita posisikan sebagai sebuah investasi berharga, bukan sekadar pusat biaya atau cost center yang hanya menguras anggaran.
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa nyatanya, banyak sektor infrastruktur informasi vital di luar keuangan yang masih beranggapan kolot, bahwa pengeluaran untuk keamanan digital hanya membebani keuangan tanpa memberikan nilai tambah apa pun.
“Oleh karena itu, harapan kami adalah marilah kita bersama-sama mengimplementasikan paradigma baru, yaitu keamanan siber sebagai investasi, bukan lagi keamanan siber sebagai cost center,” tegas Slamet seperti dikutip dari Antara, Selasa (2/9/2025).
Kemudian, untuk mempermudah pemahaman, ia pun memberikan sebuah analogi yang sangat sederhana dan relatable. Ia menggambarkan sebuah pabrik sepatu yang mungkin tidak akan serta-merta menambah jumlah produksinya hanya karena merekrut lebih banyak satpam. Akan tetapi, tanpa kehadiran satpam, mesin produksinya bisa saja hilang dicuri sehingga justru berakibat pada terhentinya total seluruh produksi.
Begitu pula dengan keamanan siber, yang meskipun tidak secara langsung terlihat mendongkrak keuntungan, nyatanya justru menjadi penentu mutlak bagi keberlangsungan operasional sebuah organisasi.
Selain itu, Slamet juga menambahkan bahwa idealnya, prinsip keamanan siber ini sudah harus diterapkan sejak paling awal, yaitu pada saat penyusunan suatu sistem, baik itu aplikasi, perangkat keras, maupun perangkat lunak. Dalam hal ini, BSSN secara aktif mendorong agar keamanan siber tidak baru dianggap penting setelah terjadinya sebuah insiden yang merugikan.
Selanjutnya, untuk mendorong terciptanya kesadaran publik yang masif akan pentingnya keamanan siber, BSSN pun menggencarkan literasi digital ke berbagai pihak tanpa henti. Slamet Aji menyebut bahwa lembaganya juga aktif menjalin kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait untuk membangun kesadaran kolektif yang kuat.
Di sisi lain, langkah konkret untuk mendukung paradigma baru ini mulai terlihat jelas dari inisiatif sektor swasta. Sebagai contoh, PT Mega Global Solusindo (MGS) baru saja berhasil meraih akreditasi internasional bergengsi CREST Pathway+. Prestasi ini membuktikan bahwa perusahaan lokal pun sanggup menjembatani standar global yang ketat dengan kebutuhan domestik yang spesifik.
Direktur Utama PT MGS, Sri Hardianti Abdullah, dengan penuh semangat menjelaskan bahwa pengakuan internasional ini bukan sekadar soal prestise, tetapi lebih dari itu, merupakan bentuk komitmen nyata mereka untuk membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam membangun ketahanan digital yang berkelanjutan dan tangguh.
“CREST Pathway+ menjadi validasi global atas kompetensi teknis kami yang telah diakui. Lebih dari itu, kami hadir dengan misi untuk memperkuat resiliensi digital organisasi di Indonesia,” ungkapnya dengan percaya diri.
Perlu diketahui, MGS selama ini telah dikenal luas melalui layanannya yang sangat komprehensif, yang mencakup uji penetrasi (penetration testing), pengujian aplikasi, audit sistem informasi, asesmen risiko keamanan IT, hingga pendampingan untuk mendapatkan sertifikasi internasional seperti ISO 27001 dan PCI DSS. Selain itu, perusahaan ini juga secara khusus mendukung industri fintech dan sistem pembayaran dengan menerapkan pendekatan secure by design sekaligus memastikan kepatuhan penuh terhadap regulasi dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pada akhirnya, sinergi yang apik antara dorongan regulasi dari BSSN dan langkah nyata dari sektor swasta seperti yang dilakukan oleh MGS menjadi kunci utama dalam membangun ekosistem digital Indonesia yang jauh lebih aman dan terlindungi.
Melalui kolaborasi yang erat antara pemerintah, regulator, dan pelaku industri, keamanan siber tidak akan lagi dipandang sebagai pengeluaran tambahan yang membebani, melainkan telah berubah menjadi investasi strategis yang menentukan tingkat kepercayaan publik dan keberlangsungan ekonomi digital nasional ke depannya.
“Melalui solusi end-to-end yang kami tawarkan, PT Mega Global Solusindo berkomitmen penuh untuk membangun ekosistem digital Indonesia yang lebih aman, terpercaya, dan diakui di kancah internasional,” tutup Sri Hardianti dengan penuh keyakinan.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com