Foto di Jalanan Bisa Bikin Ribut? Ini Aturannya

Diposting pada

webhostdiy.com — Eh, sobat digital! Pernah nggak sih kamu lagi jalan-jalan di mall atau taman kota, terus lihat orang keren atau situasi lucu, langsung angkat HP buat foto? Tunggu dulu, jangan buru-buru! Ternyata, di era sekarang ini, mengambil gambar orang di tempat umum bisa jadi boomerang kalau nggak hati-hati. Apalagi di Indonesia, ada aturan baru yang bikin kita semua harus lebih bijak. Yuk, kita bahas santai tapi serius soal ini, biar kamu nggak kena masalah hukum atau etika yang bikin malu.

Bayangin aja, kamu lagi asyik foto-foto di taman, eh tiba-tiba orang yang kefoto marah-marah karena gambarnya tersebar di sosmed tanpa izin. Nggak enak kan? Nah, ini yang lagi diingatkan sama pejabat dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi). Mereka bilang, etika itu nomor satu saat kita main kamera di ruang publik. Bonifasius Wahyu Pudjianto, yang jabatannya Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia di BPSDM Kemkomdigi, ngomong gini: “Di negara-negara maju, ambil foto orang aja harus minta izin dulu. Kita gimana nih? Ini soal budaya dan etika kita sendiri.”

Bonifasius ini bicara di kantor Kemkomdigi di Jakarta Pusat, pas hari Jumat kemarin. Dia jelasin kalau data pribadi itu nggak cuma teks atau info tulisan doang, lho. Gambar wajah, biometrik, atau apa pun yang bisa identifikasi orang, itu termasuk data pribadi. Jadi, sebelum klik shutter, mending tanya dulu ke orangnya: “Boleh nggak ya saya foto?” Apalagi kalau fotonya mau diupload ke internet atau dipake buat bisnis. Ini sejalan banget sama nilai budaya kita yang sopan santun, kan?

Nggak cuma etika doang, ada hukumnya juga! Kemkomdigi tegas banget soal ini. Mereka bilang, setiap kali ambil foto di tempat umum, harus patuh sama Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi, atau yang biasa disebut UU PDP. Alexander Sabar, Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital di Kemkomdigi, nambahin: “Foto yang nunjukin wajah atau ciri khas seseorang itu data pribadi. Bisa dipake buat identifikasi spesifik, jadi nggak boleh disebar tanpa izin.”

Serem nggak sih? Kalau melanggar, bisa digugat lho. Alexander bilang, masyarakat punya hak buat nuntut pihak yang salah gunain data pribadi mereka. Ini diatur di UU PDP sama UU Nomor 1 Tahun 2024, yang merupakan perubahan kedua atas UU ITE tahun 2008. Jadi, kalau kamu foto orang tanpa izin dan upload, bisa-bisa kena tuntutan hukum. Bayangin, cuma gara-gara satu foto, urusan bisa panjang!

Tapi, kenapa sih ini penting banget dibahas sekarang? Karena di zaman digital kayak gini, foto bisa viral dalam hitungan detik. Sosmed penuh sama konten user-generated, tapi sering lupa soal privasi. Misalnya, lagi ada event di taman kota, kamu foto kerumunan, eh ada wajah orang yang nggak mau difoto. Atau, content creator yang suka street photography, tapi lupa minta izin. Di negara maju seperti Eropa, ada GDPR yang super ketat soal data pribadi. Di sana, ambil foto anak kecil aja bisa kena denda jutaan euro kalau tanpa consent orang tua.

Di Indonesia, meski belum seketat itu, tapi UU PDP ini langkah maju buat lindungin privasi kita. Bonifasius imbau banget: “Buat teman-teman yang suka foto, perhatikan etika dan budaya kita. Minta izin dulu sebelum ambil gambar.” Simpel kan? Cuma satu kalimat: “Permisi, boleh saya foto?” Bisa bikin perbedaan besar. Ini nggak cuma buat fotografer pro, tapi juga buat kita yang hobi selfie atau vlog sehari-hari.

Ngomong-ngomong soal ruang publik, ada contoh nyata nih. Kayak di Tebet Eco Park, yang sempat ramai soal pungli atau penyalahgunaan ruang. Atau, pernyataan dari Pramono soal memotret di tempat umum. Ini semua nunjukin kalau ruang publik itu milik bersama, tapi hak privasi individu tetep harus dihormati. Jangan sampe foto kamu bikin orang lain merasa terganggu atau bahkan trauma.

Lalu, gimana caranya biar aman? Pertama, selalu minta izin. Kalau orangnya bilang nggak, ya hormati. Kedua, kalau foto buat komersil, seperti jualan atau iklan, wajib ada persetujuan tertulis. Ketiga, edit foto kalau perlu, blur wajah orang yang nggak relevan. Keempat, pahami UU PDP: data pribadi meliputi nama, alamat, foto, sidik jari, dll. Kelima, kalau kamu korban, lapor aja ke Kemkomdigi atau gugat lewat jalur hukum.

Ini bukan berarti kita nggak boleh foto-foto lagi, lho. Justru, dengan etika yang baik, fotografi bisa jadi lebih menyenangkan dan aman. Bayangin, kamu bisa bikin konten keren tanpa takut kena complain. Buat para content creator di webhostdiy.com, ini pelajaran berharga: saat bikin tutorial atau review, pastiin semua gambar legal dan etis. Nggak mau kan situs kamu kena blokir gara-gara isu privasi?

Intinya, di dunia yang semakin terkoneksi, etika digital itu kunci. Jangan sampe hobi foto bikin kamu jadi pelaku pelanggaran. Mulai sekarang, yuk biasain minta izin. Siapa tahu, dari situ bisa dapet teman baru atau cerita seru. Tetep kreatif, tapi tetap sopan, ya! Kalau ada pengalaman soal ini, share di komentar bawah. Kita diskusi bareng!

kunjungi laman berita seru di Exposenews.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *