webhostdiy.com — Hey, para orang tua millenial! Di era di mana anak-anak kita lebih akrab sama gadget daripada mainan tradisional, ada kabar segar nih dari pemerintah. Baru-baru ini, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, lagi gencar ngajak para bunda-bunda untuk ikut serta dalam sebuah platform keren bernama Microsite PP Tunas. Ini bukan sekadar situs biasa, loh, tapi jadi semacam “rumah bersama” buat sharing tips parenting di dunia maya. Bayangin, bisa saling cerita pengalaman soal gim apa yang aman buat si kecil, atau aplikasi mana yang bikin mereka pintar tanpa risiko negatif. Menarik banget, kan?

Peluncuran microsite ini digelar di Blok M Hub, Jakarta, akhir pekan lalu. Meutya bilang, ini adalah wadah pengetahuan buat para orang tua supaya lebih paham gimana nemenin anak-anak di era digital yang serba cepat ini. “Kita pengennya diisi sama cerita nyata dari bunda-bunda, plus tips-tips parenting yang praktis,” katanya. Jadi, bukan cuma baca doang, tapi kamu bisa kontribusi juga! Misalnya, rekomendasi tontonan edukatif atau gim yang nggak bikin anak kecanduan konten buruk. Ide ini muncul karena Indonesia lagi jadi salah satu negara paling “gila” internet di dunia. Data menunjukkan, kita termasuk yang paling aktif online, dan anak-anak jadi korban utama kalau nggak diawasi.

Coba deh bayangin: Hampir setengah dari pengguna internet di sini adalah anak di bawah 18 tahun, tepatnya 48 persen! Itu artinya, jutaan anak Indonesia lagi asyik scrolling setiap hari. Bahkan, lebih dari 80 persen mereka online tiap hari dengan rata-rata waktu tujuh jam. Waduh, itu lebih lama dari jam sekolah, loh! Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga nggak kalah bikin kaget: 35,57 persen anak usia dini—bayi dan balita—udah bisa akses internet. Ini nih yang bikin urgensi lindungi mereka dari konten negatif makin tinggi. Meutya tegas bilang, “Dunia digital udah jadi dunianya anak-anak sejak dini. Makanya, kita harus all-out melindungi generasi muda dari paparan buruk di internet.”
kunjungi laman berita terbaru di Exposenews.id
Nah, microsite PP Tunas ini dirancang buat jadi solusi praktis. Nggak cuma orang tua, tapi juga pakar dan ahli parenting diajak ikut mengisi konten. Bayangin, ada panduan spesifik soal aplikasi mana yang aman buat anak usia tertentu, gim apa yang edukatif untuk balita, atau yang mana yang sebaiknya ditunda sampai mereka lebih besar. “Kita akan minta pakar-pakar buat bagi ilmu, seperti mana app dewasa yang harus dihindari, atau gim yang cocok buat usia sekolah dasar,” jelas Meutya. Ini bakal bikin orang tua lebih percaya diri dalam mengatur screen time anak, tanpa harus khawatir mereka terpapar hal-hal negatif seperti kekerasan atau konten dewasa.
Latar belakangnya? Ini semua bagian dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025, alias PP Tunas, yang baru saja diluncurkan buat lindungi anak di ruang digital. Aturan ini nggak main-main, loh. Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE)—seperti platform media sosial, game online, atau app streaming—wajib menyaring konten berbahaya buat anak. Mereka juga harus punya sistem pelaporan yang mudah, plus proses penanganan keluhan yang cepat dan transparan. Jadi, kalau ada konten nggak pantas muncul, bisa langsung dilaporkan dan ditindak. Ini langkah besar buat bikin internet lebih aman, terutama di tengah maraknya isu cyberbullying, pornografi anak, atau gim adiktif yang bikin prestasi sekolah anjlok.
Tapi, jangan salah paham—PP Tunas ini nggak dimaksudkan buat ngeblokir akses informasi buat anak. Justru sebaliknya, ini buat pastiin mereka bisa eksplor dunia digital dengan aman. Meutya bilang, microsite ini bakal jadi “rumah” buat para bunda belajar dan sharing pengalaman terbaik. “Jangan sampai anak-anak dibiarkan bebas berselancar tanpa pengawasan,” tambahnya. Ini penting banget, mengingat data menunjukkan betapa rentannya anak-anak kita. Misalnya, kalau nggak diawasi, mereka bisa terjebak di konten yang memengaruhi mental, seperti video ekstrem atau iklan yang menipu.
Di webhostdiy.com, kita sering bahas soal dunia digital dari sisi teknis, seperti cara bikin website aman atau hosting DIY. Tapi, kali ini, mari kita lihat dari perspektif keluarga. Bayangin, kalau kamu punya blog parenting atau situs edukasi, microsite PP Tunas bisa jadi inspirasi buat kontenmu. Atau, kalau kamu developer app, ini reminder buat masukin fitur ramah anak dari awal. Pemerintah sendiri lagi kasih waktu buat platform digital buat siapin fitur-fitur ini, jadi nggak ada alasan lagi buat abaikan isu perlindungan anak.
Kolaborasi juga lagi digenjot. Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) lagi jalin kerjasama lintas kementerian buat terapin PP Tunas secara holistik. Artinya, nggak cuma aturan doang, tapi juga edukasi dan pendekatan komprehensif. Di tahun pertama pemerintahan Prabowo, fokus pada regulasi tata ruang digital makin kuat, termasuk bikin internet aman buat semua.
Jadi, buat para bunda dan ayah di luar sana, yuk aktif di microsite ini! Mulai dari sharing cerita sederhana, seperti gimana batasin waktu main game anak, atau rekomendasi app belajar bahasa yang fun. Ini kesempatan buat kita semua bikin dunia digital lebih positif. Kalau penasaran, langsung cek situs resminya atau ikuti update dari Kemkomdigi. Ingat, melindungi anak di era digital bukan tugas pemerintah doang, tapi kita semua. Siapa tahu, tips dari kamu bisa selamatkan banyak anak lain dari jebakan online. Ayo, action sekarang!


