webhostdiy.com — Hei, sobat tech! Di era di mana gadget mahal seperti iPhone atau Galaxy Fold sering jadi sorotan, ternyata ada rahasia besar di balik pertumbuhan pasar smartphone dunia. Bayangkan, ponsel – ponsel murah yang harganya nggak sampe seratus dolar justru jadi pahlawan utama yang ngebantu pasar ini bangkit lagi. Penasaran kan? Yuk, kita kupas tuntas berdasarkan laporan terbaru dari Omdia, firma riset pasar yang selalu update soal tren gadget. Ini bukan cerita lama, tapi data fresh dari kuartal ketiga tahun 2025 yang bikin mata melek!

Jadi, ceritanya, pasar smartphone global lagi naik daun nih. Total pengiriman gadget pintar ini mencapai 320,1 juta unit di Q3 2025. Angka ini naik 3 persen dibanding tahun lalu, alias year-on-year (YoY). Kenaikan ini nggak main-main, dan yang paling keren, dipicu oleh segmen ponsel entry-level yang harganya di bawah 100 dolar AS – sekitar Rp 1,6 jutaan aja! Bayangin, di tengah harga barang naik-naik terus, orang-orang lebih milih yang murah tapi tetep fungsional. Omdia bilang, tren ini lagi nge-hits di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika. Kenapa? Karena ponsel-ponsel ini sekarang udah punya fitur lengkap, mulai dari kamera oke, baterai awet, sampe dukungan 5G dasar, tanpa bikin dompet jebol.
Nggak cuma itu, loh. Sementara segmen premium di atas 700 dolar (sekitar Rp 11,3 jutaan) juga lagi laris manis, tapi yang di tengah-tengah, yaitu harga 200-300 dolar, malah agak lesu. Ini kayak sandwich yang isinya kurang greget, gitu. Orang-orang di negara berkembang lebih suka nabung buat yang murah atau langsung lompat ke flagship kalau budgetnya ada. Hasilnya? Pasar global jadi lebih dinamis, dan ponsel murah ini bener-bener jadi tulang punggung yang nahan supaya industri nggak ambruk.
Nah, kalau ngomongin merek, Samsung masih jadi bos besar di pasar ini. Mereka kirim 60,6 juta unit di Q3 2025, naik 6 persen YoY, dan kuasai 19 persen pangsa pasar. Rahasianya? Kombinasi antara produk mewah kayak Galaxy Z Fold 7 dan Z Flip 7 yang bikin orang wow, plus entry-level seperti Galaxy A07 dan A17 yang laris di kalangan pemula. Samsung pintar banget nih, nggak cuma jualan mahal tapi juga nargetin pasar bawah yang lagi booming. Ini yang bikin mereka tetep di puncak, meski kompetisi ketat.
Di posisi dua, ada Apple dengan 56,5 juta unit dan 18 persen pangsa pasar. Mereka naik 4 persen YoY, berkat iPhone 17 Series yang selalu jadi idola fans setia. Apple emang jagonya bikin ekosistem yang bikin orang ketagihan, dari iOS sampe aksesorisnya. Tapi, mereka lebih fokus ke premium, jadi nggak terlalu ngejar segmen murah. Ini yang bikin Samsung unggul tipis-tipis.
Lanjut ke urutan tiga, Xiaomi dengan 43,4 juta unit dan 14 persen pangsa. Mereka cuma naik 1 persen YoY, tapi tetep solid dengan strategi harga agresif. Xiaomi dikenal banget sama value for money-nya, apalagi di Asia. Kemudian, ada Transsion – ini induk dari merek kayak Infinix, Itel, dan Tecno – yang kirim 28,6 juta unit, naik 12 persen YoY, dan ambil 9 persen pasar. Wow, pertumbuhan tertinggi di top five! Mereka lagi panas di Afrika, Asia Selatan, dan sebagian Asia Tenggara, di mana orang-orang butuh ponsel murah tapi reliable. Transsion ini kayak underdog yang tiba-tiba jadi bintang, karena fokus ke pasar emerging yang lagi haus gadget terjangkau.
KUNJUNGI LAMAN BERITA TERBARU DI EXPOSENEWS.ID
Terakhir di lima besar, Vivo dengan 28,5 juta unit, juga 9 persen pangsa, naik 5 persen YoY. Vivo kuat di kamera dan desain stylish, yang bikin mereka populer di kalangan muda. Secara keseluruhan, dari lima merek ini, Transsion yang paling mencuri perhatian dengan lonjakan pertumbuhannya. Ini bukti kalau strategi nargetin negara berkembang lagi jitu banget.
Tapi, sobat, nggak semuanya cerah. Omdia kasih warning: harga smartphone secara umum diprediksi bakal naik terus dalam beberapa tahun ke depan. Kenapa? Karena biaya produksi naik, mulai dari chip sampe bahan baku. Ini bisa jadi hambatan buat segmen entry-level yang selama ini jadi andalan di negara seperti Indonesia atau India. Kalau harga naik, orang-orang mungkin mikir dua kali buat ganti ponsel, dan pertumbuhan pasar bisa melambat. Jadi, meski sekarang lagi asyik, produsen harus pintar-pintar inovasi biar tetep affordable.
Buat kalian yang lagi mikirin ganti HP, ini saatnya liat-liat opsi murah tapi berkualitas. Misalnya, Galaxy A series dari Samsung atau Infinix dari Transsion yang lagi naik daun. Di WEBHOSTDIY.COM, kita selalu update soal tech terkini, termasuk gimana gadget ini ngaruh ke dunia digital seperti hosting dan web development. Bayangin, ponsel murah ini bikin lebih banyak orang akses internet, yang artinya traffic web naik dan butuh hosting tangguh!
Ringkasan top five merek smartphone Q3 2025 ala Omdia:
- Samsung – 60,6 juta unit (19% pasar, +6% YoY)
- Apple – 56,5 juta unit (18% pasar, +4% YoY)
- Xiaomi – 43,4 juta unit (14% pasar, +1% YoY)
- Transsion – 28,6 juta unit (9% pasar, +12% YoY)
- Vivo – 28,5 juta unit (9% pasar, +5% YoY)
Intinya, pasar smartphone lagi bergeser ke dua kutub: murah dan mewah. Yang tengah-tengah agak ketinggalan. Buat kita di Indonesia, ini kabar bagus karena ponsel murah bakal makin banyak pilihan. Tetep update di WEBHOSTDIY.COM buat tips tech lain, ya! Kalau ada pendapat, share di komentar. Siapa tahu, tren ini bikin hosting kita lebih sibuk karena lebih banyak user online. Stay tuned!



