BALI, WEBHOSTDIY.COM – Di tengah gempuran game baru dan tren battle royale yang katanya mulai meredup, Free Fire tetap jadi primadona di hati gamer Indonesia. Gimana nggak, game besutan Garena ini masih nangkring di posisi puncak sebagai salah satu game mobile paling laris di Tanah Air. Menurut laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dalam “Profil Internet Indonesia 2025”, Free Fire jadi game yang diakses oleh 23,05 persen pengguna game online di Indonesia. Angka ini bikin Free Fire cuma kalah tipis dari Mobile Legends yang menguasai 48,99 persen pasar. Kok bisa sih Free Fire tetap eksis? Yuk, kita kulik rahasianya!
Popularitas Battle Royale Turun, Tapi Free Fire Tetap Ngegas

Kalau ngomongin tren global, genre battle royale emang lagi agak lesu. Laporan dari Newzoo dalam “PC & Console Gaming Report 2025” bilang kalau waktu bermain game battle royale turun dari 19 persen di tahun 2021 jadi cuma 12 persen di 2024. Tapi, anehnya, Free Fire kayak nggak peduli sama tren ini. Data dari Data.ai menunjukkan bahwa Free Fire terus jadi salah satu game dengan pemain aktif bulanan terbanyak di Indonesia. Bahkan, di tengah persaingan ketat dengan game-game lain, Free Fire masih punya basis pemain yang super solid.
Apa sih yang bikin Free Fire beda? Menurut Hans Saleh, Country Head Garena Indonesia, kuncinya ada pada pemahaman mendalam tentang apa yang disukai gamer Indonesia. “Understanding users itu sangat-sangat penting. Kami memang ada presence di market-nya, jadi kita tahu apa yang disukai pemain lokal,” ujar Hans saat ditemui di sela-sela acara Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) 2025 di Bali, Jumat (10/10/2025).
Konten Lokal Jadi Senjata Ampuh
Salah satu jurus jitu Garena buat bikin Free Fire tetap relevan adalah dengan menyuguhkan konten yang dekat dengan hati pemain Indonesia. Bayangin, mereka nggak cuma asal bikin update, tapi juga ngajak kerja sama berbagai pihak lokal, mulai dari rumah produksi sampai kreator ternama. Tujuannya? Biar kontennya terasa “Indonesia banget” dan bikin pemain betah.
Misalnya, Garena sering bikin kolaborasi dengan intellectual property (IP) lokal atau brand yang udah nggak asing di telinga kita. Mereka juga bekerja sama dengan production house lokal untuk menghadirkan elemen budaya yang bikin pemain merasa connect. “Kami bawa konten-konten lokal, bekerja sama dengan IP lokal, dan local production house supaya kontennya relevan dan orang bisa terus enjoy,” tambah Hans.
Contohnya, event-event spesial di Free Fire sering dihiasi dengan tema budaya Indonesia, seperti kostum karakter dengan nuansa batik atau misi yang terinspirasi dari tradisi lokal. Hal-hal kayak gini bikin pemain ngerasa game ini bukan cuma soal tembak-tembakan, tapi juga punya vibe yang dekat sama kehidupan sehari-hari mereka.
Gameplay yang Selalu Fresh
Selain konten lokal, Garena juga nggak main-main soal ngasih pengalaman bermain yang selalu baru. Tim pengembang Free Fire terus-terusan bikin tweak dan adjustment di gameplay biar nggak bikin bosan. Mulai dari penyesuaian mekanik, penambahan mode baru, sampai update fitur yang bikin permainan makin seru. “Dari tim developer juga terus bekerja keras untuk improve produknya. Banyak tweak dan adjustment yang dilakukan,” kata Hans.
Bayangin aja, Free Fire nggak cuma ngandelin formula lama yang udah terbukti sukses, tapi juga berani bereksperimen. Misalnya, mereka sering ngenalin mode permainan baru atau senjata unik yang bikin strategi pemain harus beradaptasi. Ini penting banget, soalnya kalau gameplay monoton, pemain bisa kabur ke game lain yang lebih fresh.
Performa yang Ramah di Semua Device
Satu lagi alasan Free Fire digemari adalah performanya yang ramah buat berbagai jenis perangkat. Nggak semua gamer punya ponsel flagship dengan spesifikasi gahar, kan? Nah, Free Fire dirancang supaya bisa jalan mulus bahkan di HP kentang sekalipun. Contohnya, berdasarkan pengujian, Samsung Galaxy Tab S9 FE bisa ngehasilin 31 FPS saat main Free Fire dengan pengaturan Normal FPS. Artinya, game ini nggak terlalu “pilih-pilih” soal perangkat, sehingga bisa dinikmati sama banyak orang, dari kota sampai pelosok.
Komunitas yang Kuat dan Event Menarik
Selain faktor teknis, Free Fire juga jago bikin komunitas yang solid. Garena sering ngadain event offline dan online yang bikin pemain ngerasa jadi bagian dari sesuatu yang besar. Turnamen esports, misalnya, nggak cuma jadi ajang pamer skill, tapi juga bikin komunitas Free Fire makin erat. Belum lagi promo-promo menarik seperti top-up diamond pakai DANA di Google Play, yang bikin pemain bisa dapetin item in-game dengan harga lebih hemat.
Event kolaborasi dengan brand atau tokoh terkenal juga jadi magnet tersendiri. Bayangin, main Free Fire sambil pake skin karakter yang terinspirasi dari idol atau film favoritmu. Siapa yang nggak kepincut?
Tantangan ke Depan
Meski Free Fire masih jadi jawara, tantangan buat tetap relevan nggak pernah berhenti. Persaingan di dunia game mobile makin sengit, apalagi dengan munculnya game-game baru yang nawarin grafis ciamik dan gameplay inovatif. Tapi, kalau Garena terus mainkan kartu lokal mereka dengan cerdas, sepertinya Free Fire bakal susah dilupain sama gamer Indonesia.
Hans Saleh sendiri optimis. Dengan pendekatan yang fokus pada pemain dan inovasi terus-menerus, Free Fire punya peluang besar buat tetep jadi yang terdepan. “Kami terus dengar feedback dari pemain dan berusaha kasih yang terbaik,” ujarnya.
mampir juga ke laman berita menarik di Exposenews.id
Jadi, apa rahasia Free Fire bisa tetep laris di Indonesia meski genre battle royale lagi nggak setrend dulu? Jawabannya ada pada kombinasi konten lokal yang kuat, gameplay yang selalu diperbarui, performa yang ramah di berbagai perangkat, dan komunitas yang solid. Garena tahu banget cara nyanyi lagu yang pas di hati gamer Indonesia, dan sepertinya mereka nggak bakal berhenti bikin kejutan. Buat kamu yang masih setia nge-push rank di Free Fire, apa sih yang bikin kamu betah main game ini? Share dong di kolom komentar!



