Jakarta (Webhostdiy) – Microsoft resmi menghentikan praktik mempekerjakan insinyur di China untuk menangani proyek Departemen Pertahanan Amerika Serikat (DoD). Keputusan ini muncul setelah investigasi Pro Publica mengungkap bahwa perusahaan sebelumnya menggunakan tenaga insinyur China untuk pemeliharaan sistem komputasi awan milik DoD.
Laporan Pro Publica Picu Perubahan Kebijakan
TechCrunch melaporkan pada Sabtu (19/7) bahwa Microsoft langsung mengambil tindakan setelah investigasi Pro Publica menyoroti risiko keamanan. Ternyata, Microsoft mengandalkan “pengawas digital” —warga AS dengan izin keamanan—untuk memantau insinyur China. Namun, pengawas ini seringkali tidak memiliki keahlian teknis memadai, sehingga pengawasan tidak berjalan efektif.
Merespons temuan ini, Sekretaris Pertahanan Pete Hegseth menegaskan di X: “Insinyur asing —dari negara mana pun, termasuk China— TIDAK BOLEH mengakses atau memelihara sistem DoD.” Pernyataan tegas ini langsung memicu reaksi cepat dari Microsoft.
Microsoft Pastikan Tidak Ada Lagi Kontribusi Insinyur China
Frank X. Shaw, Kepala Petugas Komunikasi Microsoft, segera memberikan klarifikasi melalui X pada Sabtu (19/7). “Kami sudah melakukan perubahan kebijakan untuk dukungan pelanggan pemerintah AS,” tulisnya. “Sekarang, kami memastikan tidak ada tim teknik berbasis China yang terlibat dalam layanan cloud DoD atau proyek terkait.”
Langkah ini menunjukkan komitmen Microsoft memperketat keamanan data dan mematuhi regulasi AS. Perusahaan jelas tidak ingin mengambil risiko terkait akses pihak asing ke sistem pertahanan Amerika.
Mengapa Ini Penting?
Pertama, isu keamanan siber menjadi sorotan utama, apalagi menyangkut data sensitif militer. Kedua, hubungan AS-China yang tegang membuat penggunaan tenaga kerja China dalam proyek pertahanan AS semakin dipertanyakan.
Microsoft, sebagai salah satu penyedia layanan cloud terbesar, harus memastikan tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Dengan menghentikan kontribusi insinyur China, perusahaan ini berusaha memulihkan kepercayaan pemerintah dan publik.
kunjungi juga laman berita terkini di Exposenews.id
Kebijakan baru Microsoft kemungkinan akan memengaruhi proyek-proyek lain yang melibatkan tenaga kerja asing. Perusahaan teknologi lain mungkin akan mengikuti langkah serupa untuk menghindari kontroversi.
Selain itu, DoD kemungkinan akan menerapkan aturan lebih ketat dalam memilih mitra teknologi. Ke depan, hanya perusahaan dengan kebijakan keamanan super ketat yang akan dipercaya menangani proyek vital pemerintah.
baca juga: Microsoft Notepad Dilengkapi AI Canggih? Simak Penjelasannya!
Microsoft bergerak cepat menutup celah keamanan setelah investigasi Pro Publica. Dengan menghentikan kontribusi insinyur China, perusahaan ini berusaha mematuhi regulasi AS dan menjaga keamanan data pertahanan. Langkah ini juga menjadi sinyal bagi industri tech untuk lebih berhati-hati dalam memilih tenaga kerja untuk proyek sensitif.
Namun, bagi insinyur China yang sebelumnya terlibat, kebijakan baru ini tentu menjadi tantangan tersendiri.
- Apakah perusahaan tech lain akan mengambil langkah serupa?
- Bagaimana respons China terkait keputusan Microsoft?
- Akankah DoD menerapkan aturan lebih ketat untuk mitra teknologinya?
Kita tunggu perkembangan selanjutnya!