webhostdiy.com – Korea Utara terkenal dengan pengawasan ketat dan sistem sensor yang mengontrol hampir semua aspek kehidupan, termasuk penggunaan smartphone oleh warganya. Baru-baru ini, kantor berita BBC berhasil mengamati satu unit HP buatan Korea Utara, dan ternyata, perangkat ini menyimpan fitur pengawasan yang sangat ketat dari pemerintah.

Secara fisik, smartphone ini terlihat seperti ponsel pada umumnya. Layarnya melengkung (curved) dengan kamera depan punch hole berbentuk huruf “U”. Namun, di balik tampilan yang normal, tersembunyi sistem pengawasan yang sangat ketat.
Bagian paling mengejutkan ada di sistem operasinya. Setiap lima menit, ponsel ini mengintai penggunanya dengan mencuri tangkapan layar secara diam-diam. Sistem operasinya dengan licik mengumpulkan semua hasil tangkapan layar itu ke dalam folder tersembunyi di galeri, lalu mengunci aksesnya sehingga pengguna biasa sama sekali tidak bisa melihatnya.
Baca juga Xiaomi Band 10 Rilis: Baterai Tahan 21 Hari, Harga Terjangkau!

Beberapa screenshot yang berhasil tim BBC amati menunjukkan pola pengambilan gambar yang teratur—tepat pada pukul 21.40, 21.45, 21.50, dan seterusnya. Namun, sistem ini juga meninggalkan jeda panjang berjam-jam, menunjukkan bahwa fitur pengawasan mungkin hanya bekerja saat pengguna aktif mengoperasikan ponsel, bukan saat dalam mode standby.
Sayangnya, tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi ketika memori ponsel ini penuh. Apakah sistem akan berhenti atau justru menghapus file lama untuk memberi ruang? Yang jelas, fitur ini memungkinkan pemerintah Korea Utara memantau aktivitas pengguna secara real-time.
Fitur ini memungkinkan pemerintah memantau segala aktivitas pengguna di ponsel mereka. Ketika sistem mendeteksi aktivitas mencurigakan—misalnya mengakses konten terlarang—pemerintah langsung memberikan hukuman tegas kepada pengguna tersebut.
Selain fitur screenshot diam-diam, HP ini juga dilengkapi sensor otomatis yang memblokir kata-kata terlarang. Setiap kali pengguna mengetik atau membaca teks yang mengandung frasa sensitif, sistem akan langsung menyensornya.
Ponsel ini memaksa penggunanya menyaksikan bendera Korea Utara saat startup, menanamkan doktrin loyalitas secara paksa. Fitur-fitur ini semakin mempertegas betapa ketatnya pengawasan digital di negara tersebut.
Smartphone di Korea Utara bukan sekadar alat komunikasi, melainkan alat pengawasan canggih yang memastikan warga tetap patuh pada aturan. Pemerintah Korea Utara menggunakan fitur screenshot diam-diam dan sensor kata-kata untuk mengontrol informasi yang diakses warganya. Dunia luar melihat ini sebagai bukti nyata bahwa teknologi bisa berubah menjadi alat pengawasan massal yang sangat ketat.